Aksi warga ini menyebabkan kemacetan total di ruas strategis yang menghubungkan Pekanbaru, Duri, Dumai, dan Siak. Warga memprotes kerusakan jalan Minas-Perawang yang semakin parah akibat lalu lintas truk-truk bertonase besar dari perusahaan di sekitar wilayah itu.

Di tengah kerumunan, Bupati Afni menggunakan pengeras suara seadanya untuk menyampaikan kondisi keuangan daerah provinsi dan menjelaskan bahwa perbaikan jalan belum bisa dilakukan sepenuhnya karena keterbatasan anggaran, serta belum adanya kontribusi dari perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan jalan tersebut.

Namun, yang menarik perhatian publik bukan hanya keterbukaan sang bupati, tetapi bagaimana ia menyikapi krisis ini dengan rendah hati dan empati. Di emperan sebuah toko, ia duduk bersama warga dan timnya, ikut membantu mengetikkan draf perjanjian kesepakatan yang kemudian ditandatangani sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah.

“Demonstrasi adalah hak setiap warga negara. Kami menghormati suara rakyat Minas,” ujar Afni.

“Alhamdulillah, Pak Gubernur Riau juga merespon cepat. Mohon doanya, semoga tahun depan ruas jalan Simpang Minas- Perawang bisa dibangun lebih kokoh oleh Pemprov Riau,” kata Afni kepada warganya.

Aksi warga selama lebih kurang 6 jam ini berakhir damai setelah kesepakatan dicapai. Blokade dibuka, dan lalu lintas kembali normal.

Di tengah dinamika pemerintahan dan keterbatasan anggaran, sikap Bupati Afni ini mengingatkan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan, tapi juga keberanian hadir langsung di tengah rakyat, meski hanya bermodal sepeda motor dan semangat melayani. (sh.s)