Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan pesan penting terkait penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) damai di Provinsi Riau yang dijadwalkan pada 27 November 2024 mendatang. Serta, sampaikan upaya penanggulangan hoaks yang dapat merusak proses demokrasi.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda Riau mengawali sambutannya dengan mengapresiasi kehadiran dan dukungan para pendeta, yang menurutnya memiliki peran strategis dalam membimbing masyarakat menuju Pilkada yang aman dan damai. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan komunitas agama dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul selama proses Pilkada berlangsung.

Sekda Riau juga menyoroti dampak negatif dari penyebaran hoaks yang dapat mengganggu keamanan saat jalannya Pilkada. Untuk itu, ia mendorong pendeta untuk berperan aktif dalam edukasi dan sosialisasi mengenai cara mengenali serta menanggapi informasi palsu. 

"Pertemuan bersama pendeta ini tujuannya untuk bersilaturahmi. Serta penuh harapan kami, para pendeta berkolaborasi dalam mewujudkan Pilkada yang damai. Maka, mari menjaga keamanan, kekompakan, dan kebersamaan di tengah-tengah masyarakat," jelasnya.

Berita Hoaks juga banyak yang bersebaran, jadi, harapan kita para pendeta bisa menyampaiakn kepada para jemaatnya agar tidak terpancing dengan hoaks, jadi harus diedukasi.

Para pendeta yang hadir, mewakili berbagai gereja di Duri, menunjukkan antusiasme dan komitmen yang tinggi terhadap agenda tersebut. Mereka sepakat untuk menyebarluaskan pesan-pesan damai melalui khotbah dan kegiatan gereja, serta mengedukasi jemaat tentang bahaya hoaks.

Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, termasuk para pemuka agama, diharapkan bahwa Provinsi Riau secara keseluruhan dapat menyongsong Pemilu dengan optimisme dan kedamaian.

"Kawal Pemilu ini, sehingga, menjadi Pemilu yang aman dan damai, sampai terpilih pemimpin terbaik di Provinsi Riau," tandasnya.(Alw)